Rabu, 06 Juni 2012

Langkah Dalam Menggunakan Media ini Adalah


Langkah Dalam Menggunakan Media ini Adalah:

Ø Guru menempel media gambar didepan kelas
Ø Guru menjelaskan gambar2 tersebut

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Micro teaching

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah



Disusun Oleh:
RIA ELDAWATI
1209.09.05828

Dosen Pengampu: Drs. Erdi Indra


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
(STAI) AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
2011/2012


RENCANA PELAKSANAAN  PEMBELAJARAN
(RPP)


Nama Sekolah        :   SD 012 Tempuling
Mata Pelajaran      :   Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester      :   VI /I
Alokasi Waktu       :   1 x 10 menit
Standar Kompetensi  :   Memahami daur hidup beragam jenis makhluk        
                        hidup

Kompetensi Dasar   :    Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan 
                        di lingkungan sekitar

Indikator          :  Menjelaskan daur hidup beberapa hewan           
                      dilingkungan sekitar

I. Tujuan Pembelajaran :
      Siswa mampu Menjelaskan daur hidup   
      beberapa hewan dilingkungan sekitar


Karakter siswa yang diharapkan  :  Dapat dipercaya ( Trustworthines) , Rasa hormat dan perhatian ( respect ) , Tekun
( diligence ) , Tanggung jawab
( responsibility ), Berani ( courage ), Peduli
( caring ) dan Jujur ( fairnes ).

II.  Materi Ajar (Materi Pokok)
  Daur Hidup Hewan Metamorfosis
  a. Metamorfosis sempurna
  b. Metamorfosis tidak sempurna

III. Metode Pembelajaran
  .  Tanya Jawab
  ·  Diskusi

IV.  Langkah-langkah Pembelajaran          :
  A. Kegiatan Awal
   a. Menarik perhatian siswa
  Ø Mengucapkan salam
  Ø Absensi.
b. Apersepsi/Kaitan.
 Siapa yang pernah melihat kodok?sebelum jadi kodok apakah             
 dia berbentuk telur atau berudu?nah disebut apa   
 perkembangan yang seperti itu?


a.    Motivasi.
Anak-anak perlu kalian ketahui bahwa sesuatu yang buruk tidak akan selamanya buruk,ketika sudah tiba saatnya sesuatu yang buruk akan berubah menjadi indah dan cantik
b.    Acuan, menuliskan judul materi yang akan dipelajari di papan tulis serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.


B.   Kegiatan Inti
v  Eksplorasi
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa guru mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
                                              1.     Siapa yang tau apa itu metamorfosis ?
                                              2.     Bagai mana kejadian atau perkembangannya?
v  Elaborasi
Ø Guru menjelaskan materi tentang daur hidup hewan metamorphosis
Ø Siswa diminta untuk memperhatikan
Ø Guru menempelkan media dipapan tulis
Ø Siswa diminta untuk berkelompok dalam mendiskusikan tentang daur hidup hewan sesuai dengan gambar yang ditempelkan
Ø Perwakilan kelompok diminta untuk membacakan hasil diskusinya
v  Konfirmasi
Ø Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
C.  Kegiatan Akhir
Ø Guru meminta siswa menjawab pertanyaan yang ada dipapan tulis
Ø Kesimpulan, siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.
Ø Tindak lanjut, meminta siswa untuk mmbaca materi selanjutnya tentang hubungan sesame makhluk hidup

II.      Sumber Belajar/Media                                     
Ø Buku paket IPA IV
Ø Gambar

III.   Penilaian : tertulis                      

Instrument penilaian:
1.    jelaskan daur hidup  hewan dilingkungan sekitar misalnya kupu-kupu

Kunci Jawaban soal:

Kupu-kupu mengalami metamorphosis sempurna dengan tahapan dimulai dari telur,ulat,kepompong,sampai menjadi kupu-kupu dewasa
    





                 Tembilahan,  Maret,2012
Mengetahui,
Kepala Sekolah


YOGA AFRIRIANDI,SPDI,

         Guru Mata Pelajaran


          RIA ELDAWATI




Selasa, 05 Juni 2012

Keutamaan Surat Al-Fatihah

Surat Al-Fatihah adalah surat yang amat masyhur, telah dikenal oleh seluruh kaum muslimin. Saking terkenalnya, terkadang sebagian kaum muslimin menyalahgunakannya, seperti membacanya untuk orang mati saat ziarah kubur, atau mengirimkan pahalanya kepada Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-, Syaikh Abdul Qodir Al-Jailaniy, dan orang-orang yang telah mati. Semua ini tak ada contohnya dari Allah dan Rasul-Nya.


Surat Al-Fatihah amat masyhur, namun banyak di antara kita tak mengetahui fadhilah, dan keutamaannya. Padahal banyak sekali hadits-hadits yang menunjukkan keutamaannya, baik dari sisi kandungan atau kedudukannya di sisi Allah -Azza wa Jalla-. Diantara fadhilah dan keutamaan Surat Al-Fatihah:




Orang yang membaca Al-Fatihah akan mendapatkan balasan pahala yang besar di sisi Allah. Terlebih lagi jika ia membacanya dengan ikhlash, dan mentadabburi maknanya.


Abu Sa’id bin Al-Mu’allaa -radhiyallahu ‘anhu- berkata,


كُنْتُ أُصَلِّيْ فَدَعَانِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ أُجِبْهُ, قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنِّيْ كُنْتُ أُصَلِّيْ, قَالَ: أَلَمْ يَقُلِ اللهُ: (اسْتَجِيْبُوْا لِلّهِ وَلِلرَّسُوْلِ إِذَا دَعَاكُمْ), ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُعَلِّمُكَ أَعْظَمَ سُوْرَةٍ فِي الْقُرْآنِ قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ مِنَ الْمَسْجِدِ؟. فَأَخَذَ بِيَدِيْ, فَلَمَّا أَرَدْنَا أَنْ نَخْرُجَ, قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ, إِنَّكَ قُلْتَ: لأُعَلِّمَنَّكَ أَعْظَمَ سُوْرَةٍ مِنْ الْقُرْآنِ. قَالَ: (الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ), هِيَ السَّبعُ الْمَثَانِيْ وَاْلقُرْآنُ الْعَظِيْمُ الَّذِيْ أُوْتِيْتَهُ


“Dulu aku pernah sholat. Lalu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- memanggilku. Namun aku tak memenuhi panggilan beliau. Aku katakan, “Wahai Rasulullah, tadi aku sholat“. Beliau bersabda, “Bukankah Allah berfirman,


“Penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu“. (QS. Al-Anfaal: 24).


Kemudian beliau bersabda, “Maukah engkau kuajarkan surat yang paling agung dalam Al-Qur’an sebelum engkau keluar dari masjid”?. Beliau pun memegang tanganku. Tatkala kami hendak keluar, maka aku katakan, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya tadi Anda bersabda, “Aku akan ajarkan kepadamu Surat yang paling agung dalam Al-Qur’an”. Beliau bersabda, “Alhamdulillahi Robbil alamin. Dia ( Surat Al-Fatihah) adalah tujuh ayat yang berulang-ulang, dan Al-Qur’an Al-Azhim yang diberikan kepadaku”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (4720), Abu Dawud dalam Sunan-nya (1458), dan An-Nasa’iy dalam Sunan-nya (913)]


Al-Imam Ibnu At-Tiin-rahimahullah- berkata saat menjelaskan makna hadits di atas, “Maknanya, bahwa pahalanya lebih agung (lebih besar) dibandingkan surat lainnya”. [Lihat Fathul Bari(8/158) karya Ibnu Hajar Al-Asqolaniy]




Surat Al-Fatihah merupakan surat terbaik, karena ia mengandung tauhid, ittiba’ (mengikuti) Sunnah, adab berdo’a, al-wala’ wal baro’, keimanan terhadap perkara gaib, dan lainnya.


Ibnu Jabir-radhiyallahu ‘anhu- berkata,


اِنْتَهَيْتُ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ إِهْرَاقَ الْمَاءَ فَقُلْتُ السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ فَقُلْتُ: السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ فَقُلْتُ السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ فَانْطَلَقَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْشِيْ وَأَنَا خَلْفَهُ حَتَّى دَخَلَ عَلَى رَحْلِهِ وَدَخَلْتُ أَنَا الْمَسْجِدَ فَجَلَسْتُ كَئِيْبًا حَزِيْنًا فَخَرَجَ عَلَيَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ تَطَهَّرَ فَقَالَ : عَلَيْكَ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَ عَلَيْكَ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ و عَلَيْكَ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ ثُمَّ قَالَ اَلاَ أُخْبِرُكَ يَا عَبْدَ اللهِ بْنَ جَابِرٍ بِخَيْرِ سُوْرَةٍ فِيْ الْقُرْآنِ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: اِقْرَأْ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَتَّى تَخْتِمَهَا


“Aku tiba kepada Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- , sedang beliau mengalirkan air. Aku berkata, “Assalamu alaika, wahai Rasulullah”. Maka beliau tak menjawab salamku (sebanyak 3 X). Kemudian Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- berjalan, sedang aku berada di belakangnya sampai beliau masuk ke kemahnya, dan aku masuk ke masjid sambil duduk dalam keadaan bersedih. Maka keluarlah Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- menemuiku, sedang beliau telah bersuci seraya bersabda, “Alaikas salam wa rahmatullah (3 kali)”. Kemudian beliau bersabda, “Wahai Abdullah bin Jabir, maukah kukabarkan kepadamu tentang sebaik-baik surat di dalam Al-Qur’an”. Aku katakan, “Mau ya Rasulullah”. Beliau bersabda, “Bacalah surat Alhamdulillahi Robbil alamin (yakni, Surat Al-Fatihah) sampai engkau menyelesaikannya“. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (4/177). Hadits ini di-hasan-kan oleh Al-Arna’uth dalam Takhrij Al-Musnad (no. 17633)]


Al – Fatihah adalah Al – Qur’an Al – Azhim


Surat Al-Fatihah dinamai oleh Allah dengan “Al-Qur’an Al-Azhim”, padahal Al-Qur’an Al-Azim bukan hanya Al-Fatihah, masih ada surat-surat lainnya yang berjumlah 11 3. Namun Allah -Azza wa Jalla- menamainya demikian karena kandungan Al-Fatihah meliputi segala perkara yang dikandung oleh Al-Qur’an Al-Azhim secara global. Wallahu A’lam bish showab.


Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,


أُمُّ الْقُرْآنِ هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِيْ وَالْقُرْآنُ الْعَظِيْمُ


“Ummul Qur’an (yakni, Al-Fatihah) adalah tujuh ayat yang berulang-ulang, dan Al-Qur’an Al-Azhim“. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (4427), Abu Dawud dalam Sunan-nya (1457), dan At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (3124)]


Surat Ruqyah


Al-Qur’an seluruhnya bisa digunakan dalam meruqyah. Namun secara khusus Al-Fatihah pernah dipergunakan oleh para sahabat dalam meruqyah sebagian orang yang tergigit kalajengking. Dengan berkat pertolongan Allah, orang yang digigit kalajengking tersebut sembuh kala itu juga.


Sekarang kita dengarkan kisahnya dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudriy -radhiyallahu ‘anhu- ketika beliau berkata,


انْطَلَقَ نَفَرٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ سَفْرَةٍ سَافَرُوْهَا حَتَّى نَزَلُوْا عَلَى حَيٍّ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ فَاسْتَضَافُوْهُمْ فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوْهُمْ فَلُدِغَ سَيِّدُ ذَلِكَ الْحَيِّ فَسَعَوْا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لاَ يَنْفَعُهُ شَيْءٌ فَقَالَ بَعْضُهُمْ: لَوْ أَتَيْتُمْ هَؤُلاَءِ الرَّهْطَ الَّذِيْنَ نَزَلُوْا لَعَلَّهُ أَنْ يَكُوْنَ عِنْدَ بَعْضِهِمْ شَيْءٌ فَأَتَوْهُمْ فَقَالُوْا: يَا أَيُّهَا الرَّهْطُ إِنَّ سَيِّدَنَا لُدِغَ وَسَعْيُنَا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لاَ يَنْفَعُهُ فَهَلْ عَنْدَ أَحَدٍ مِنْكُمْ مِنْ شَيْءٍ ؟ فَقَالَ بَعْضُهُمْ: نَعَمْ وَاللهِ إِنِّيْ لأَُرْقِي وَلَكِنْ وَاللهِ لَقَدْ اسْتَضَفْنَاكُمْ فَلَمْ تُضَيِّفُوْنَا فَمَا أَنَا بِرَاقٍ لَكُمْ حَتَّى تَجْعَلُوْا لَنَا جُعْلاً فَصَالَحُوْهُمْ عَلَى قَطِيْعٍ مِنَ الْغَنَمِ فَانْطَلَقَ يَتْفُلُ عَلَيْهِ وَيَقْرَأُ { الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ } . فَكَأَنَّمَا نُشِطَ مِنْ عِقَالٍ فَانْطَلَقَ يَمْشِي وَمَا بِهِ قَلَبَةٌ . قَالَ: فَأَوْفَوْهُمْ جُعْلَهُمُ الَّذِيْ صَالَحُوْهُمْ عَلَيْهِ فَقَالَ بَعْضُهُمْ: اقْسِمُوْا فَقَالَ الَّذِيْ رَقِيَ: لاَ تَفْعَلُوْا حَتَّى نَأْتِيّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَذْكُرَ لَهُ الَّذِيْ كَانَ فَنَنْظُرَ مَا يَأْمُرُنَا فَقَدِمُوْا عَلَى رَسُوْلِ اللهِ فَذَكَرُوْا لَهُ فَقَالَ: وَمَا يُدْرِيْكَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ . ثُمَّ قَالَ: قَدْ أَصَبْتُمْ اقْسِمُوْا وَاضْرِبُوْا لِيْ مَعَكُمْ سَهْمًا . فَضَحِكَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ


” Ada beberapa orang dari kalangan sahabat Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah berangkat dalam suatu perjalanan yang mereka lakukan sampai mereka singgah pada suatu perkampungan Arab. Mereka pun meminta jamuan kepada mereka. Tapi mereka enggan untuk menjamu mereka (para sahabat). Akhirnya, pemimpin suku itu digigit kalajengking. Mereka (orang-orang kampung itu) telah mengusahakan segala sesuatu untuknya. Namun semua itu tidak bermanfaat baginya. Sebagian diantara mereka berkata, “Bagaimana kalau kalian mendatangi rombongan (para sahabat) yang telah singgah. Barangkali ada sesuatu (yakni, obat) diantara mereka”.Orang-orang itu pun mendatangi para sahabat seraya berkata, “Wahai para rombongan, sesungguhnya pemimpin kami tersengat, dan kami telah melakukan segala usaha, tapi tidak memberikan manfaat kepadanya. Apakah ada sesuatu (obat) pada seorang diantara kalian?” Sebagian sahabat berkata, “Ya, ada. Demi Allah, sesungguhnya aku bisa me-ruqyah. Tapi demi Allah, kami telah meminta jamuan kepada kalian, namun kalian tak mau menjamu kami. Maka aku pun tak mau me-ruqyah kalian sampai kalian mau memberikan gaji kepada kami”. Merekapun menyetujui para sahabat dengan gaji berupa beberapa ekor kambing. Lalu seorang sahabat pergi (untuk me-ruqyah mereka) sambil memercikkan ludahnya kepada pimpinan suku tersebut, dan membaca, “Alhamdulillah Robbil alamin (yakni, Al-Fatihah)”. Seakan-akan orang itu terlepas dari ikatan. Maka mulailah ia berjalan, dan sama sekali tak ada lagi penyakit padanya. Dia (Abu Sa’id) berkata, “Mereka pun memberikan kepada para sahabat gaji yang telah mereka sepakati. Sebagian sahabat berkata, “Silakan bagi (kambingnya)”. Yang me-ruqyah berkata, “Janganlah kalian lakukan hal itu sampai kita mendatangi Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, lalu kita sebutkan kepada beliau tentang sesuatu yang terjadi. Kemudian kita lihat, apa yang beliau perintahkan kepada kita”. Mereka pun datang kepada Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- seraya menyebutkan hal itu kepada beliau. Maka beliau bersabda, “Apa yang memberitahukanmu bahwa Al-Fatihah adalah ruqyah?” Kemudian beliau bersabda lagi, “Kalian telah benar, silakan (kambingnya) dibagi. Berikan aku bagian bersama kalian”. Lalu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tertawa“. [HR. Al-Bukhoriy (2156), Muslim (2201)]


Al-Imam Ibnu Abi Jamroh-rahimahullah- berkata, “Tempat memercikkan ludah ketika me-ruqyah adalah usai membaca Al-Qur’an pada anggota badan yang dilalui oleh ludah”. [Lihat Tuhfah Al-Ahwadziy (9/206)]


Cahaya Untuk Ummat Islam


Satu lagi diantara fadhilah Al-Fatihah, ia disebut dengan cahaya, karena di dalamnya terdapat petunjuk bagi seorang muslim dalam semua urusannya. Jika kita mengkaji Al-Fatihah secara mendalam, maka kita akan mendapat banyak faedah dan petunjuk. Oleh karena itu, sebagian ulama’ telah menulis kitab khusus menafsirkan Al-Fatihah dan mengeluarkan mutiara hikmahnya yang berisi pelita yang menerangi kehidupan kita.


Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhu- berkata,


بَيْنَمَا جِبْرِيْلُ قَاعِدٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعَ نَقِيْضًا مِنْ فَوْقِهِ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ: هَذَا بَابٌ مِنَ السَّمَاءِ فُتِحَ الْيَوْمَ لَمْ يُفْتَحْ قَطُّ إِلاَّ الْيَوْمَ فَنَزَلَ مِنْهُ مَلَكٌ فَقَالَ: هَذَا مَلَكٌ نَزَلَ إِلَى اْلأَرْضِ لَمْ يَنْزِلُ قَطُّ إِلاَّ الْيَوْمَ فَسَلَّمَ وَقَالَ: أَبْشِرْ بِنُوْرَيْنِ أُوْتِيْتَهُمَا لَمْ يُؤْتَهُمَا نَبِيٌّ قَبْلَكَ: فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَخَوَاتِيْمَ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ لَنْ تَقْرَأَ بِحَرْفٍ مِنْهُمَا إِلاَّ أُعْطِيْتَهُ


“Tatkala Jibril duduk di sisi Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- , maka ia mendengarkan suara (seperti suara pintu saat terbuka) dari atasnya. Maka ia (Jibril) mengangkat kepalanya seraya berkata, “Ini adalah pintu di langit yang baru dibuka pada hari ini; belum pernah terbuka sama sekali, kecuali pada hari ini”. Lalu turunlah dari pintu itu seorang malaikat seraya Jibril berkata, “Ini adalah malaikat yang turun ke bumi; ia sama sekali belum pernah turun, kecuali pada hari ini”. Malaikat itu pun memberi salam seraya berkata, “Bergembiralah dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu; belum pernah diberikan kepada seorang nabi sebelummu, yaitu Fatihatul Kitab, dan ayat-ayat penutup Surat Al-Baqoroh. Tidaklah engkau membaca sebuah huruf dari keduanya, kecuali engkau akan diberi“. [HR. Muslim dalam Shahih-nya (806), dan An-Nasa’iy (912)]


Penentu Sholat


Al-Fatihah adalah kewajiban bagi setiap orang yang mengerjakan sholat, baik ia imam, makmum, atau pun munfarid (sholat sendiri). Barangsiapa yang tak membacanya, maka sholatnya tak sah.


Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,


مَنْ صَلَّى صَلاَةً لَمْ يَقْرَأْ فِيْهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهِيَ خِدَاجٌ ثَلاَثًا غَيْرُ تَمَامٍ فَقِيْلَ لِأَبِيْ هُرَيْرَةَ: إِنَّا نَكُوْنُ وَرَاءَ اْلإِمَامِ فَقَالَ: اِقْرَأْ بِهَا فِيْ نَفْسِكَ فَإِنِّيْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: قَالَ اللهُ تَعَالَى: قَسَّمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِيْ وَبَيْنَ عَبْدِيْ نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِيْ مَا سَأَلَ


“Barangsiapa yang melakukan sholat, sedang ia tak membaca Ummul Qur’an (Al-Fatihah) di dalamnya, maka sholatnya kurang (3X), tidak sempurna”. Abu Hurairah ditanya, “Bagaimana kalau kami di belakang imam”. Beliau berkata, “Bacalah pada dirimu (yakni, secara sirr/pelan), karena sungguh aku telah mendengar Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Allah -Ta’ala- berfirman, “Aku telah membagi Sholat (yakni, Al-Fatihah) antara Aku dengan hamba-Ku setengah, dan hamba-Ku akan mendapatkan sesuatu yang ia minta”. [HR. Muslim (395), Abu Dawud (821), At-Tirmidziy (2953), An-Nasa’iy (909), dan Ibnu Majah (838)]


Abu Zakariya An-Nawawiy-rahimahullah- berkata, “Al-Fatihah dinamai sholat, karena sholat tak sah, kecuali bersama Al-Fatihah“. [Lihat Syarh Shohih Muslim (2/127)]


Inilah beberapa diantara keutamaan Al-Fatihah, kami sajikan bagi para khotib, da’i, penuntut ilmu, dan seluruh kaum muslimin agar mereka tahu dan mengamalkan hadits-hadits shohih ini, dan menyebarkannya, tanpa berpegang lagi dengan hadits-hadits lemah dan palsu tentang fadhilah Al-Fatihah.


Senin, 04 Juni 2012

CARA MEMASUKKAN FILE POWERPOINT KE BLOG / WEB


1. Buka http://www.slideshare.net/upload

2. Bila belum mempunyai account,lakukan pendaftaran dengan klik sign up

3. Isi data- data yang harus diisi dikolom pendaftaran

4. Setelah mendaftar,lakukan login dengan username dan password yang sudah kita isi di form pendaftaran

5. Klik Upload

6. Klik Browse, dan cari file yang akan kita upload, klik open

7. File akan diloading untuk upload

8. Setelah terupload di slide share, akan muncul kode HTML file PP kita biasanya dibagian kanan atas

9. Copi kode HTML tst ke blog kita dengan sebelumnya masuk ke 'Entri baru' dan pilih jenis penulisan HTML

10. Publish

11. Jadiii deehh....Selamat mencoba yaaa...Good Luck..!!!!

APLIKASI MULTIMEDIA RIA ELDAWATI

Selasa, 15 Mei 2012

MASALAH KURIKULUM


BERBAGAI MASALAH KURIKULUM[1]

A.      Masalah Umum
Berbagai maslah yang termasuk dalam masalah umum dapat dikelompokkan menjadi delapan kelompok, yaitu Bidang Cakupan (scope), Relevansi, Keseimbangan, integrasi, Sekuens, Kontinuitas, Artikulasi, dan Kemampuan Transfer (Transfer Ability).

1.       Bidang Cakupan (Scope).
Scope atau bidang cakupan dapat didefinisikan sebagai “Luas” kurikulum, yang didalamnya mencakup berbagai topik, pengalaman belajar, aktivitas, pengintegrasian dan pengorganisasian berbagai elemen tersebut.

Untuk menetukan scope tersebut, para pengembang kurikulum dihadapkan pada sejumlah permasalahan berikut.
1.       Pengorganisasian Berbagai Elemen dan Hubungan Antar Elemen tersebut.
Menurut J. I. Goodlad, Scope adalah sebagai “the actual focal point for learaning through which the school’s objectives are to attained”. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa unsur-unsur scope merupakan hal-hal pokok (actual points) yang harus dipelajari siswa disekolah.

2.     Pesatnya Perkembangan IPTEK.
        Sebagai ujung tombak dari implementasi kurikulum, sudah sewajarnya guru terus mencermati keterbatasan materi pelajaran. Ini dikarenakan dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi cenderung terus berkembang dan meningkat sedemikian pesatnya.

3.       Penetapan Prosedur Tujuan.
Caswel dan Campbell (Olivia, 1992) mengingatkan bahwa prosedur tujuan bukan hanya menyangkut pengalaman belajar, topic, maupun organisasi dan hubungan antar elemen, tetapi juga menyangkut lima tahapan berikut.
a.       Penetapan tujuan yang inklusif;
b.       Tujuan umum tersebut harus dirumuskan lagi kedalam sejumlah pernyataan tujuan umum yang lebih “kecil”;
c.        Sejumlah pernyataan tersebut diterjemahkan kedalam tujuan institusional;
d.       Selanjutnya, tujuan institusional tersebut diuraikan kedalam tujuan per mata pelajaran (bidang studi); dan
e.       Masing-masing tujuan per mata pelajaran atau bidang studi tersebut harus diuraikan kedalam tujuan pembelajaran umum, yang selanjutnya dijabarkan lagi menjadi tujuan pembelajaran khusus per pokok bahasan, sengan ketentuan bahwa pernyataan tersebut dapat diukur.

4.       Pengambilan Keputusan.
Masalah lain yang dihadapi dalam penentuan scope kurikulum adalah pengambilan keputusan tentang jadi atau tidaknya scope tersebut ditetapkan sebagai cakupan sebuah kurikulum.

2.       Relevansi.
Relevansi atau kesesuaian merupakan masalah lain yang cukup esensial dan harus mendapatkan perhatian dalam pengembangan kurikulum.

3.       Keseimbangan.
Dalam sulitnya mendefinisikan kata balance atau keseimbangan, Olivia menunjukkan beberapa variable yang harus dipertimbangkan seperti :
1.       Kurikulum yang berpusat pada siswa (child-centered curriculum) dan kurikulum berpusat pada pelajaran (subject-centered curriculum);
2.       Kebutuhan siswa dan kebutuhan masyarakat (needs assessments);
3.       Pendidikan umum dan pendidikan khusus;
4.       Luas dan dalamnya kurikulum;
5.       Tiga domain penting pendidikan (kognitif, afektif, dan psikomotorik);
6.       Pendidikan individual dan pendidikan masyarakat;
7.       Inovasi dan tradisi;
8.       Logis dan psikologis;
9.       Kebutuhan yang diharapkan dan tidak diharapkan siswa;
10.    Kebutuhan akademis yang diharapkan;
11.    Metode, pengalaman, dan strategi;
12.    Cepatnya perubahan dan pergantian waktu atau masa;
13.    Dunia kerja dan permainan;
14.    Sekolah dan masyarakat sebagai sumber daya dalam pendidikan;
15.    Disiplin kelembagaan;
16.    Tujuan kelembagaan; dan
17.    Disiplin ilmu.
4.       Integrasi.
Para pengembang kurikulum harus peduli terhadap masalah pengintegrasian mata pelajaran. Pengintegrasian berarti memadukan, menggabungkan, dan menyatukan antar disiplin ilmu.  Kurikulum adalah suatu hal yang terintegrasi. Kadar dan tingkat keintegrasian lebih ditentukan oleh dasar filosopi pengembang kurikulum, dibandingkan berdasarkan data empiris. Namun, karena tidak semua guru berpandangan demikian, dengan alasan bahwa terdapat beberapa pelajaran yang harus diajarkan terpisah (separated), maka kalangan progresif menawarkan agar para guru, sebagai pengembang kurikulum, memosisikan dirinya pada continuum (rangkaian) seperti yang ditampilkan pada gambar berikut.








Subjek
 

Kolerasi
 

Integrasi
 
 
 




Gambar
Kontinum Pendidikan

 



 

5.       Sekuens (Sequence).
Sekuens (Sequence) berarti susunan atau urutan pengelompokan kegiatan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan kurikulum. Bila scope mengacu pada “apa”, maka sekuens lebih mengacu pada “kapan” dan “dimana” pokok-pokok bahasan tersebut ditempatkan dan dilaksanakan. Berikut adalah langkah-langkah sekuens :
1.       Mulai dari yang paling sederhana menuju yang kompleks;
2.       Menuruti alur kronologis;
3.       Balikan dari alur kronologis;
4.       Mulai dari keadaan geografis yang dekat sampai ke yang jauh;
5.       Dari jauh menuju dekat;
6.       Dari kongkret ke abstrak;
7.       Dari umum menuju khusus; dan
8.       Dari khusus menuju umum.

6.       Kontinuitas.
Kontinuitas merupakan pengulangan terencana tentang isi (conten) untuk mencapai keberhasilan. Tyler mendeskripsikan kontinuitas sebagai pengulangan vertical dari elemen atau unsure kurikulum.

Pada dasarnya, prinsip kontinuitas menyerupai dengan apa yang disebut “Spiral curriculum”,  yaitu pengenalan konsep, keterampilan, dan pengetahuan secara berulang. Dalam permasalahan kontinuitas ini, dibutuhkan tingkat keahlian yang tinggi dari perencana kurikulum, baik menyangkut pengetahuan terhadap materi pelajaran (subject matter), maupun penmgetahuan tentang siswanya.

7.       Artikulasi.
Artikulasi diartikan sebagai pertautan antara kelompok elemen atau unsure lintas tingkatan sekolah. Contohnya dapat dilihat antara SD dan SLTP, SLTA dan SMA, serta antara SMA dan Perguruan Tinggi (PT), yang juga tidak lepas dalam dimensi sekuens seperti halnya kontinuitas.

Olover (Oliva, 1992) menjelaskan pengertian artikulasi sebagai “artikulasi horizontal” atau “kolerasi”, sedangkan kontinuitas sebagai “artikulasi vertical”. Dari pengertian ini dapat diketahui bahwa antara sekuens, kontinuitas, dan artikulasi terdapat kaitan satu dengan yang lainnya. Sekuens merupakan pengaturan unit-unit dan materi pelajaran secara logis dan kronologis menurut unit, lembaga dan tingkatannya. Kontinuitas merupakan rencana introduksi dan reintroduksi unit-unit materi yang sama diberbagi tingkatan dalam upaya meningkatkan pemahaman yang kompleks dan komprehensif. Adapun artikulasi merupakan rencana sekuens unit-unit materi pelajaran tersebut secara lintas tingkatan.

8.       Kemampuan Transfer (Transferability).
Segala hanl yang diberikan sekolah pada hakikatnya merupakan “proses pentransferan nilai”, maksudnya apapun yang dipelajari disekolah seharusnya harus dapat diaplikasikan diluar sekolah, saat siswa sudah menamatkan pendidkannya. Dengan demikian, proses pendidikan disekolah harus dapat memperkaya kehidupan siswa.


Para alhi pendidikan seperti Thorndike, Daniel dan L. N.. Tanner, serta Taba menyepakati bahwa jika guru hendak mentransfer nilai-nilai tersebut, maka terlebih dahulu harus diperhatikan prinsip-prinsip umum dari proses transfer yaitu :

1.       Transfer merupakan “hati nurani” pendidikan;
2.       Proses transfer memungkinkan untuk dilakukan;
3.       Proses transfer dimulai dari situasi yang lebih dekat, kesituasi luar kelas yang lebih jauh dan luas;
4.       Hasil transfer akan lebih bermakna (meaningful) jika guru membantu siswa dalam menderivasi, generalisasi, serta menetapkan generalisasi tersebut : dan
5.       Secara umum, dapat dikatakan bahwa ketika siswa memperoleh pengetahuan bagi dirinya, proses transfer tersebut telah berhasil.

B.      Beberapa Masalah Khusus
Dalam kaitannya dengan pengembangan kurukulum, beberapa masalah berikut perlu dipahami secara seksama.
1.       Berbagai masalah yang berhubungan dengan tujuan dan hasil-hasil kurikulum yang diharapkan oleh sekolah, seperti :
a.       Untuk siapa kurikulum itu disediakan.
b.       Apakah kurikulum tersebut bermaksud mendidik siswa agar mampu mengendalikan diri, atau agar mereka mampu mengikuti perubahan sosial.
c.        Apakah kurikulum bersifat mendoktrinasi sesuatu.
d.       Apakah kurikulum bermasuk mempersiapkan siswa bagi masa depannya, atau untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang dirasakan sekarang ini.
e.       Apakah kurikulum memberikan pelayanan terhadap masyarakat atau perorangan.

2.       Berbagai masalah yang berhubungan dengan isi dan organisasi kurikulum, yang terdiri atas :
a.       Ukuran yang digunakan dalam memilih bahan dan pengalaman-pengalaman kurikuler.
b.       Apakah kurikulum disusun berdasarkan mata pelajaran atau pengusahaan adanya korelasi.
c.        Perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam kurikulum tersebut.
d.       Jenis-jenis kegiatan dan pengalaman yang terdapat dalam kurikuler.
e.       Jenis kurikulum yang digunakan.


3.       Masalah yang berhubungan dengan proses penyusunan dan revisi kurikulum, seperti :
a.       Cara pengadaan artikulasi dan korelasi.
b.       Awal penyusunan dan perevisian kurikulum.
c.        Sumber-sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk penyusunan kurikulum.
d.       Pihak yang dapat ikut berpartisipasi dalam perubahan dan penyusunan kurikulum.


C.      Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum
Dalam studi tentang ilmu mengajar dan kurikulum, pembahasan mengenai permasalahan yang dialami guru senantiasa mendapat tempat tersendiri. Ini dikarenakan guru mengemban peran yang sanagat penting dalam keberhasilan proses pendidikan. Bahkan, berdasarkan pandangan yang ada sekarang ini, betapapun bagus dan indahnya kurikulum, keberhasilan kurikulum tersebut pada akhirnya bergantung pada masing-masing guru.

Pengembangan kurikulum melibatkan banyak pihak, terutama guru yang bertugas dikelas. Setiap guru mengemban tanggung jawab secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian, pengadministrasian, dan perubahan kurikulum. Sejauh mana keterlibatan guru akn turut menentukan keberhasilan pengajaran disekolah.

Sejauh manakah peran guru dalam perencanaan kurikulum? Kurukulum disusun oleh suatu Lembaga tertentu(di Indonesia, kurukulum disusun oleh BP3K), yang umumnya dirancang oleh ahli kurikulum dengan bantuan ahli psikologi belajar dan ahli bidang studi.

Pada dasarnya, para guru itulah yang paling mengetahui berbagai masalah kurikulum yang tyelah dilaksanakan. Oleh sebab itu, berbagai saran mereka sangat diperlukan dalam perencanaan atau penyusunan kurikulum baru, tentu saja malalui prosedur langsung maupun tidak langsung.

Keberhasilan kurikulum sebagian besar terletak ditangan guru, selaku pelaksana kurikulum. Para guru bertanggung jawab sepenuhnya dalam pelaksanaan kurikulum, baik secara keseluruhan maupun sebagai tugas yang berupa penyampaian bidang studi atau mata pelajaran yang sesuai dengan program yang dirancang kurikulum. Untuk itu, guru harus berusaha agar penyampaian bahan-bahan pelajaran itu dapat berhasil secara maksimal.

Karena itu, peran guru adalah sebagai pengajar, pembimbing, manajer, maupun ilmuan yang dituntut mencurahkan segala kemampuannya sehingga pelaksanaan kurikulum tersebut dapat berhasil. Selain itu, setiap guru dituntut untuk memahami sebaik mungkin tujuan, isi dan organisasi serta system penyampaian, sehingga kualitas dan kuantitas hasil pengajaran yang diberikan mencapai target yang dikehendaki.

Bagaimanakah peran guru  sebagai pengelola kurikulum? Sebagai pengelola kurikulum, guru bertanggung jawab antara lain membuat perencanaan mengajar (rencana tahunan, rencana bulanan, rencana permulaan, mengajar dan rencana harian), baik dalam bentuk perencanaan unit maupun dalam pembuatan model satuan pelajaran. Selain itu, guru harus berusaha mengumpulkan dan mencari bahan dari berbagai sumber, menyediakan perlengkapan atau media pengajaran, mengadakan komunikasi dan konsultasi dengan berbagai Badan atau Institusi yang mungkin dapat membantunya dalam pelaksanaan kurikulum, mengumpulkan data tentang partisipasi murud dalam mengikuti pelajaran atau berbagai kegiatan  kulikuler lainnya, ikut serta  menyusun jadwal pelajaran dan mengikuti berbagai pertemuan yang diselenggarakan oleh Sekolah dan para Pengawas, serta membuat laporan tentang hasil kegiatan kurikulum yang telah dilakukan.

Peran apakah yang dapat dilakukan guru dalam perubahan kurikulum? Kurikulum merupakan bagian dari usaha pembaruan dalam usaha pendidikan. Oleh karena itu, proses perubahan pendidikan tersebut sudah tentu akan melibatkan banyak pihak.

Dalam rangka perubahan kurikulum, umumnya dilakukan terlebih dahulu penilaian terhadap kurikulum yang sedang berjalan, guna melihat berbagai keunggulan dan kelemahan yang ada, ditinjau dari berbagai aspek (Filosofis, Sosiologis, Psikologis, Metodologis, dan lain-lain). Berbagai saran dan pengalaman guru yang dianggap sangat berpengalaman sering diikutsertakan dalam Panitia Pembaharuan, bersama para Spesialis dan Pekabat berwenang yang ditunjuk oleh Departemen Pendidikan. Jadi jelaslah, keterlibatan guru dalam pengembangan kurikulum sangat diperlukan.




[1] Hamalik, Oemar. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007) bab 4 : hal. 41-54